unsur-unsur drama
Rabu, 06 Januari 2010
3. Unsur-unsur Drama
3.1. intrinsi (unsur dalam)
Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Ini yang kita sebut di atas tadi sebagai kajian interteks. Dalam intrinsik ada:
Ø tema; yaitu ide pokok yang ingin disampaikan dari sebuah cerita. Tema sering pula dikatakan dengan nada dasar drama. Sebuah tema tidak terlepas dari manusia dan kehidupan, misalkan cinta, maut, dan sebagainya. Jika ada yang menyebutkan temanya romantis, itu adalah bias pengertian. Romantis bukan tema, tetapi gaya yang digunakan oleh penulis. Dalam kasus dimaksud sebenarnya temanya adalah cinta/ percintaan. Jalan ceritanya yang dibuat menjadi romantis. Ini hanya perkara gaya/style (di lain waktu akan kita bicarakan masalah gaya atau style penulis tersebut).
Ø alur/ plot; yaitu jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak–klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan—masalah—pemecahan masalah/resolusi—keputusan.
Ø penokohan; karakter yang dibentuk oleh setiap dialog tokoh.
Ø latar/ setting; yaitu tempat kejadian. Latar atau setting berbicara masalah tempat, suasana, dan waktu.
Ø amanat; yaitu pesan yang hendak disampaikan penulis dari sebuah cerita. Jika tema bersifat lugas, objektif, dan khusus, amanat lebih umum, kias, dan subjektif.
3.2 ekstrinsi (unsur luar)
Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.