manusia dan tanggung jawab  

Kamis, 15 April 2010

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang di sengaja maupun tidak disengaja.Tanggung jawab juga berbuat berarti berbuat sebagai perwujudankesadaran akan kewajiban.Seseorang bertanggung jawab karena ada kesadaran ataupun keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain.Timbulnya tanggung jawab ituh karena manusia ituh hidup bermasyarakat dan hidupn dalam linkungan alam.Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lainnya dan terhadap alam sekitarnya,manusia menciptakan keseimbangan,keserasian,keselarasan,anatara sesama manusia dan lingkungan.

Tanggung jawab bersifat kodrati artinya sudah menkadi bagian hidupan manusia bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.Dengan demikian tanggung jawab dapat di liahat dari dua sisi,yaitu dari sipihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.Dari sisin pihak lain apabia si pembuat tidak mau bertanggung jawab pihak lain yang akan memeulihkan baik dengan cara idividual atapun dengancara kemasyarakatan
Apabila di kaji taanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus di pikul atau di penuhi sebagai akibat dari perbuatan yang berbuat,atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain atau sebagai pengabdian,pengorbanan pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya) manusia berasa bertanggung jawab bhwa ia menyadari akibat baik ataupun buruk perbuatannya,dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengorbanan atau pengbdian untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu di tempuh memlalui pendidikan,penyuluhan,keteladanan,dan takwa
terhadap Tuhan YME
Manusia ituh berjuang untuk memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain.Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi linkungan alam.Dalam usahanya itu juga manusia menyadari bahwa ada kekutan lain yang ikut menentukan yaitu kekusaan Tuhan.Oleh karena itu tanggung jawab harus di miliki dalam setiap manusia agar merka men yadari apa-apah yang harus di lakuakn harus mempertanggung jawabkan semua pah yang hrus di kerjakan.Dengan adanya Tanggung jawab hidup lebih berarti dan lebih mempunyai tujuan hidup

DAFTAR PUSTAKA:
SUMBER :WIDYO NURGOHO DAN ACHMAD MUCHJI

manusia dan penderitaan  

MANUSIA dan PENDERITAAN

• Pengertian Penderitaan
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
• Siksaan
Siksaan yang sifatnya psikis,misalnya :
1. kebimbangan
2. kesepian
3. ketakutan
• sebab orang merasa ketakutan
a. claustrophobia : takut terhadap ruang tertutup
b. Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
c. Gamang : takut berada di tempat ketinggian
d. Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
e. Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
f. Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan
Penderitaan menaggung atau merasakan sesuatu lahir ataupun batin,penderitaan termasuk realita dunia dan manusia intesitas penderitaan bertinkat-tingkat ada yang berat ada juga yang ringan namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu penderitaan,suatu pristiwa yang di anggap penderitaan seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain dapat pula suatu penderitaan menimbulkan energi untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah seseorang untuk mencapain kenikmatan dan kebahagiaan
Penderitaan akan dialami oleh semua orang hal itu sudah merupakan resiko hidup,berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan banyak macam kasus dalam liku-liku kehidupan manusia,seperti penderitan fisik ataupun nonfisik,penderitan timbul karena perbuatan kita sendiri atau sesama manusia penderitaan ini kadang di sebut nasib buruk.Nasib buruk ini dapat di perbaiki manusia supaya menjadi baik dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya perbedaan nasib buruk dan takdir tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk ituh manusia penyebabnya,karena perbuatan buruk sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita.Selain ituh juga perbuatan buruk manusia terhadap linkunganya juga menyebabkan penderitaan manusia,tetapi manusia tidak menyadari hal ini mungkin karena kesadaraan ituh baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita terjadi seperti musibah banjir,tanah logsor dan pembakaran hutan atau penebangan liar di hutan.adapun selain ituh manusia mengalami penderitaan karena penyakit,siksaan/ajab tuhan.Namun kesabaran,tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan semacam ini yang di alami oleh manusia
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam dan sikap dalm dirinya.Sikap yang timbul dapat beru[a sikap positf atau negatif.Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak berbahagia sikap kecewa,tidak bahagia,putus asa ingin bunuh diri.Sebaliknya sikap positif menimbulkan mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitan melainkan perjuangan utuk membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan ituh hanyalah bagian dari kehidupan
Intinya dalam kehidupan pasti ada penderitaan yang di alami oleh karena ituh tergantungkita untuk mesikapi agar penderitaan terlihat lebih indah
- bentuk-bentuk Frustasi
a. agresi
b. regresi
c. fiksasi
d. proyeksi
e. identifikasi
f. narsisme
g. autisme
* Penderitaan dan sebab-sebabnya
– Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
– Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
* Pengaruh penderitaan
– Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan
– Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri

manusia dan keindahan  

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dsb. Keindahan adalah identik dengan kebenaran dan kebenaran adalh keindahan. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local.

Apakah keindahan itu ?
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.
Menurut The Liang Gie, menurut asal katanya dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa prancis “beau” sedang italia dan sepanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum”.
Terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
1. Keindahan dalam arti luas
2. Keindahan dalam arti estetis murni
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan keindahan berdasarkan pandengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
@ Keindahan seni
@Keindahan alam
@ Keindahan moral
@Keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis ddari seseorang dalam hubungnnya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya denan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast).
Nilai Estetik
Menurut The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dsb.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (Instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
1. Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahassa, baris, sajak, rima, itu disebut nilai ekstrinsik
2. Tari, tarian damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya, itu merupakan nilai ekstrinsik.
Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh factor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apa sebab manusia menciptakan keindahan
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan adalah :
1. Tata nilai yang telah using
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dang mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derakad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki.
1. Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
1. Penderitaan manusia
Banyak factor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling penting menentukan ialah factor manusia itu tersendiri. Manusia yang membuat orang menderiata sebagai akbat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dsb.
1. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam.
Keindahan menurut pandangan romantic
Menurut John Keats, sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlaku ke ketiadaan. Menurutnya, orang-orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka mempunyai negative capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangn jiwa dan tindakan hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA:
GOOGLE.COM
BLOGERS.COM

manusia dan keadilan  

Manusia dan Keadilan

1. Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak terlalu sedikit.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

2. Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan kita akan ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila, sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” hal ini mengandung pengertian tidak ada kemiskinan dalam Indonesia merdeka.

3. Berbagai Macam Keadilan
1. keadilan legal atau keadilan moral
2. keadilan distributive
3. keadilan komutatif
4. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang akan dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Orang bodoh yang jujur lebih baik daripada orang pandai tapi berdusta.

5. Kecurangan
Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani. Orang
yang sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan atau materi.
Bagi orang yang curang akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya meskipun
orang lain menderita.

6. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama
yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tidak
tercemar. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan.

7. Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang imbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.

DAFTAR PUSTAKA:
GOOGLE.COM

manusia dan harapan  

MANUSIA DAN HARAPAN

Setiap manusia di dunia pasti mempunyai harapan,manusia yang tampa harapan berarti manusia tersebut mati dalam hidup orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya
Menurut kodratnya manusia ituh adalah mahluk sosial setiap lahir ke dunia lagsung disambut dalam suatu pergaulan hidup yakni di tengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya tidak ada satupun manusia yang luput dari pergaulan hidup di tengah-tengah manusia lainb itulah seseorang dapat hidup berkembang baik fisik/jasmani

Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan terhadap diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan YME.Agar harapan kita terwujud maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh manusia wajib berdoa.Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.Ada beberapa dorongan berbagai kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan harapan di antara lainnya :
1.Kepercayaan terhadap diri sendiri :Kepercayaan terhadap diri sendiri itulah yang di tanamkan setiap pribadi manusia,percaya terhadap diri sendiri menngagap dirinya tidak salah ,dirinya menang dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan atau di percayakan kepadanya.
2.Kepercayan kepada orang lain :Keprcayaan kepada orang lain dapat berupa percaya kepada saudara,oran tua,guru,teman,pacar.ataupun siapah saja.Kepercayaan kepada orang lain tentu saja percaya kepada kata hatinya,perbuatan yang sesuai kepada kata hati,ataupun terhadap kebenaranya
3.Kepercayan terhadap pemerintah : pada hakekatnya kita manusia hidup secara sosial,membentuk negara atau pemerintah dari rakyat.Rakyat adalah negara rakyat itu mejelma menjadi negara.Oleh sebab ituh kita haru percaya kepada negara karena negara ituh adalah kita sendiri.
4..Kepercayaan kepada Tuhan :Kepercayaan kepada tuhan sangatlah penting karena keberadaan manusia itu bukan karena dirinya sendiri tetapi di ciptakan oleh Tuhan.Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.Kepercayaan amat penting karena menghubungkan tali kuat yang Tuahan menolong umatnya sedangkat umatnya tidak dapat percaya kepada Tuhannya,oleh karena ituh jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya,manusia harus percaya kepada tuhan sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.Kepercayaan atau pengakuan akan adanya jat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta berserta isinya merupakan koneksinya tiap-tiap uamt beragama dalam melakukan perhujudan kepada jat tersebut.

Dari kepercayaan-kepercayaan kita dapat mendorong agar kita trus semngat untuk menjelani hidup kita.Dari kepercayaan-kepercayaan akan timbul harapan-harapan agar kita tidak ada henti-hentinya trus berharap dan berusaha juga Berdoa kepada Tuhan YME,agar keinginan yang kita inginkan terkabul

DAFTAR PUSTAKA:
SUMBER :WIDYO NURGOHO DAN ACHMAD MUCHIJI

SO WHAT  

Senin, 05 April 2010

Helmut Heissenbüttel (1921)

SO WHAT

orang jujur ternyata korup
orang baik budi ternyata pembual besar
vitalitas ternyata impotensi
kesucian ternyata nafsu berlebihan
yang tak mabuk ternyata kecanduan
yang bertanggung jawab ternyata takut bertanggung jawab
keluhuran budi ternyata kepicikan
disiplin ternyata kebingungan
cinta akan kebenaran ternyata berdusta
keberanian ternyata kekecutan hati
keadilan ternyata kekejaman
yang mengiyakan kehidupan ternyata bajingan
hanya orang korup yang jujur
hanya pembual yang baik budi
hanya impotensi yang vital
nafsu berlebihan adalah satu-satunya macam kesucian
hanya kecanduan yang tidak mabuk
yang takut bertanggung jawab satu-satunya yang bertanggung jawab
orang picik satu-satunya yang luhur budi
hanya kebingungan yang berdisiplin
dusta merupakan satu-satunya kebenaran
hanya pengecut yang tidak takut
hanya orang kejam yang adil
hanya penjahat yang mengiyakan kehidupan
yang jujur itu orang korup
yang ingin dianggap orang baik budi membual
yang ingin dianggap vital nimbulkan impotensi
yang ingin dianggap suci bernafsu berlebihan
yang tidak mabuk kecanduan
yang ingin memikul tanggung jawab takut bertanggung jawab
yang ingin dianggap luhur budi seharusnya picik
yang mementingkan disiplin bingung
yang mengatakan kebenaran berdusta
yang tidak takut pengecut
yang ingin adil kejam
yang mengiyakan kehidupan termasuk penjahat
korup secara jujur atau jujur secara korup
pembualan yang baik budi atau kebaik-budian yang membual
impotensi yang vital atau vitalitas yang impoten
kesucian yang bernafsu berlebihan atau nafsu berlebihan yang suci
kecanduan karena ketakmabukan atau kecanduan secara tak mabuk
rasa takut bertanggungjawab yang sadar akan tanggungjawab atau
kesadaran akan tanggung jawab yang takut bertanggungjawab
picik secara luhur budi atau keluhuran budi yang picik
kebingunan yang berdisiplin atau disiplin yang bingung
dusta yang benar atau kebenaran yang berdusta
kecut secara berani atau keberanian yang kecut
kekejaman yang adil atau adil secara kejam
pengiyaan kehidupan yang jahat atau
jahat secara mengiyakan kehidupan
so what

Pentingnya motivikasi untuk kita  

Pentingnya motivikasi untuk kita

Motivasi adalah aktivasi atau energization dari perilaku berorientasi pada tujuan. Motivasi dikatakan intrinsik atau ekstrinsik. Istilah ini umumnya digunakan untuk manusia, namun, secara teoritis, itu juga dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab perilaku binatang juga. Artikel ini merujuk pada motivasi manusia. Menurut berbagai teori, motivasi mungkin berakar dalam kebutuhan dasar untuk meminimalkan rasa sakit fisik dan memaksimalkan kesenangan, atau mungkin termasuk kebutuhan khusus seperti makan dan istirahat, atau objek yang dikehendaki, hobi, tujuan, keadaan diri, ideal,atau mungkin disebabkan alasan yang kurang jelas seperti altruisme, egoisme, moralitas, atau menghindari kematian. Konseptual, motivasi tidak boleh dikacaukan dengan baik kemauan atau optimisme.

Apa pentingnya motivasi? Ketika Anda melihat-lihat ada banyak buku, seminar dan sumber daya pada motivasi. Tapi bagaimana motivasi yang benar-benar penting?
Biasanya, orang yang tertarik dalam motivasi yang baik orangtua atau majikan. Alasan untuk kepentingan mereka cukup jelas. Namun ketika datang untuk memotivasi diri mereka sendiri, banyak orang tidak pernah secara serius mempertimbangkan pada aspek kehidupan mereka.
Saya pikir ini adil untuk mengatakan bahwa motivasi diri sangat diremehkan dan diabaikan oleh orang. Banyak yang terlalu sibuk menghadapi kehidupan yang mereka tidak pernah luang setiap saat berpikir tentang memotivasi diri mereka sendiri. Bukan hanya itu, beberapa orang sangat percaya bahwa mereka tidak membutuhkan motivasi.
Bagi mereka itu seperti "Tentu saja aku termotivasi. Siapa yang tidak ingin sukses? Siapa yang tidak ingin secara finansial, emosional dan spiritual kaya "
Yah tentu saja semua orang ingin sukses. Namun kita harus ingat bahwa membicarakan menginginkan kesuksesan adalah satu hal, tetapi menjadi cukup termotivasi untuk mengikat diri sendiri untuk memastikan kesuksesan adalah hal lain. Perbedaannya terletak pada tingkat motivasi yang Anda miliki.

Pentingnya motivasi
Kebanyakan ahli teori motivasi berasumsi bahwa motivasi yang terlibat dalam performa semua respon belajar, yaitu perilaku yang dipelajari tidak akan terjadi kecuali energi. Pertanyaan utama antara psikolog, pada umumnya, adalah apakah motivasi adalah primer atau sekunder pengaruh terhadap perilaku. Artinya, perubahan perilaku adalah lebih baik dijelaskan oleh prinsip-prinsip lingkungan hidup / ekologis pengaruh, persepsi, memori, perkembangan kognitif, emosi, jelas gaya, atau kepribadian atau konsep unik untuk motivasi lebih relevan.
Sebagai contoh, kita tahu bahwa orang menanggapi semakin kompleks atau novel peristiwa (atau rangsangan) di lingkungan sampai titik dan kemudian tanggapan menurun. Terbalik-U ini berbentuk kurva perilaku terkenal dan diakui secara luas (misalnya, Yerkes & Dodson, 1908). Namun, masalah utama adalah salah satu menjelaskan fenomena ini. Apakah ini sebuah pengondisian (adalah individu berperilaku karena masa lalu klasik atau persyaratan instrumental), proses motivasi (dari keadaan internal gairah), atau apakah ada penjelasan yang lebih baik?

Bagaimana jika semua orang bahagia diselesaikan dengan apa yang mereka miliki saat ini? Orang-orang tidak mempunyai keinginan atau permintaan tambahan. Bagaimana dunia akan menjadi seperti? Yah mungkin ada akan lebih bahagia orang di sekitar. Tapi satu hal yang pasti, jika itu terjadi, tingkat kemajuan manusia dan kemajuan tidak akan pada tingkat yang sekarang.
Semua kemajuan yang dibuat sepanjang sejarah umat manusia pertama kali datang dari pikiran yang sangat individu. Perintis ini memiliki motivasi dan visi dunia yang lebih baik melalui kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk terus berusaha, untuk tetap menempatkan dalam upaya, untuk tidak pernah menyerah melihat visi mereka datang ke dalam ciptaan. Jika orang-orang ini tidak memiliki motivasi yang kuat, apakah mereka telah mampu mencapai apa yang mereka lakukan? Jelas tidak. Jika pada hari-hari mereka tidak memiliki motivasi diri, maka hari ini kita tidak akan dapat menikmati semua keuntungan dari ciptaan mereka.
Pentingnya motivasi jelas. Motivasi adalah satu hal yang membuat kita tetap tegar ketika keadaan menjadi sulit. Ketika kita merasa ingin menyerah; ketika kita merasa malas; ketika kita merasa frustrasi, itu adalah motivasi yang menarik kami lewat. Tanpa motivasi hal-hal besar tidak dapat dicapai.
Mungkin sudah saatnya kita mulai memberi motivasi pada diri sendiri.

Sumber :

  • http://en.wikipedia.org/wiki/Motivation
  • http://www.edpsycinteractive.org/topics/motivation/motivate.html
  • http://www.self-improvement-mentor.com/importance-of-motivation.html

Hubungan antara subjek dan predikat  

Pola Hubungan Subjek dengan Predikat

Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
di dalam pembuatan sebuah kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat, akan menemui beberapa pola hubungan. pola hubungan terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a. pola hubungan Semua subjek adalah predikat
pada pola ini semua subjek yang terdapat di dalam kalimat adalah predikat.
contoh : - semua makhluk hidup bernapas
- semua ayah adalah makhluk hidup.

b. pola hubungan Semua predikat adalah subjek
pada pola ini semua predikat yang terdapat di dalam kalimat adalah subjek.
contoh : - Sebagian bunga adalah mawar.

c. pola hubungan Sebagian subjek adalah sebagian predikat
pada pola ini sebagian subjek yang terdapat di dalam kalimat adalah bagian
dari sebagian predikat.
contoh : - Sebagian bunga adalah indah.

d. pola hubungan semua subjek adalah bukan semua predikat
pada pola ini antara subjek dan predikat tidak saling berhungan.
contoh : - Semua kendaraan bukan manusia.

pengenalan seni anyaman  

Pengenalan seni anyaman

Seni anyaman ialah milik masyarakat Melayu yang masih dikagumi dan digemari sehingga hari ini. Kegiatan seni anyaman ini telah bermula sejak zaman dahulu lagi. Ini boleh dilihat pada rumah-rumah masyarakat zaman dahulu di mana dinding rumah mereka dianyam dengan buluh dan kehalusan seni anyaman itu masih bertahan sehingga ke hari ini. Rumah yang berdinding dan beratapkan nipah tidak panas kerana lapisan daun nipah yang tebal menebat pengaliran haba.
Seni anyaman dipercayai bermula dan berkembang tanpa menerima pengaruh luar. Penggunaan tali, akar dan rotan merupakan asas pertama dalam penciptaan kraftangan anyaman yang telah menjadi usaha tradisi sejak berabad-abad lalu. Bahan-bahan asas tumbuhan ini tumbuh meliar di hutan-hutan, paya-paya, kampung-kampung dan kawasan di sekitar pasir pantai.
Pelbagai rupabentuk kraftangan dapat dihasilkan melalui proses dan teknik anyaman dari jenis tumbuhan pandanus (pandan dan mengkuang). Bentuk-bentuk anyaman dibuat didasarkan kepada fungsinya. Misalnya bagi masyarakat petani atau nelayan, kerja-kerja anyaman dibentuk menjadi bakul, topi, tudung saji, tikar dan aneka rupa bentuk yang digunakan sehari-harian.
Selain daripada tumbuhan jenis pandanus, bahan asas lain yang sering digunakan ialah daripada tumbuhan bertam, jenis palma engeissona tritis dan nipah. Berdasarkan bahan dan rupa bentuk anyaman yang dihasilkan, seni anyaman ini merupakan daya cipta dari kelompok masyarakat luar istana yang lebih mengutamakan nilai gunaannya. Walau bagaimanapun pada sekitar tahun 1756 hingga1794 telah terdapat penggunaan tikar Raja yang diperbuat daripada rotan tawar dan anyaman daripada bemban.
Proses menganyam disebut juga sebagai "menaja". Untuk memulakan satu-satu anyaman waktu yang baik ialah pada sebelah pagi atau malam. Dalam keadaan cuaca yang redup atau dingin, daun-daun lebih lembut dan mudah dibentuk tanpa meninggalkan kesan-kesan pecah. Biasanya beberapa orang melakukan anyaman ini berkelompok di halaman rumah atau beranda rumah pada waktu malam, petang atau waktu-waktu senggang pada sebelah pagi (jika kelapangan, kerana waktu pagi biasanya dipenuhi dengan kerja-kerja tertentu).
Rupa bentuk anyaman tradisi yang masih kekal penciptaan dan fungsinya hingga kini ialah tikar. Selain tikar yang datar dengan sifat dua dimensi, terdapat rupa bentuk anyaman tiga dimensi. Bentuk-bentuk anyaman begini biasanya digunakan oleh masyarakat pada masa dahulu untuk mengisi atau menyimpan bahan-bahan keperluan hidup dan kegunaan seharian. Beberapa daripada rupa bentuk ini ialah bakul, kampit (bekas belacan), tudung saji, kembal (rombong) dan sebagainya.
Terdapat dua ciri-ciri penting dalam ragam hias anyaman, iaitu penciptaan kelarai (motif) dan corak. Istilah kelarai dikhususkan kepada motif yang "berbentuk" (selalunya unsur alam) sementara corak dimaksudkan kepada susunan warna tanpa memperlihatkan kepada susunan warna dan bentuk motif. Anyaman tanpa kelarai disebut sebagai "gadas". Terdapat kira-kira 51 jenis kelarai yang berdasarkan unsur-unsur alam semulajadi seperti unsur-unsur tumbuhan dan binatang.
Di sesetengah tempat kelarai dimaksudkan kepada anyaman yang diperbuat daripada buluh dan digunakan sebagai dinding atau penyekat ruang rumah. Sementara di sesetengah tempat lain anyaman seperti ini diperbuat daripada bahan bertam yang disebut sebagai tupas. Ciptaan kelarai atau tupas lebih kukuh, tegas dan kasar bersesuaian dengan fungsinya sebagai penyekat ruang. Tiada bukti yang jelas untuk menetapkan tarikh bermulanya penciptaan kelarai. Melalui kajian yang dibuat dapat dikatakan bahawa penciptaan kelarai dalam anyaman merupakan satu perlakuan yang telah lama berlaku.
Bunga sulam merupakan satu teknik yang terdapat dalam ragam hias anyaman di mana ia akan mencantikkan lagi hasil yang telah dibentuk. Teknik sulam adalah teknik susun susup. Kesan bentuk bunga yang dibuat lebih merupakan kesan geometri asas seperti susunan bentuk tiga, segi empat, potong wajik dan sebagainya lagi.
Seni kerja tangan anyaman adalah sesuatu yang unik lagi rumit buatannya. Namun begitu, usaha untuk mempertahankan keunikan seni ini haruslah diteruskan agar tidak ditelan peredaran zaman. Budaya negara bukan sahaja dicerminkan melalui bahasa pertuturan dan adat resam bangsanya tetapi juga dicerminkan melalui kehalusan kerja tangan bermutu tinggi. Seni warisan yang unik ini wajar diberi perhatian, sokongan dan bantuan supaya dapat terus dipelihara dan dimanfaatkan bersama.
Zaman dahulu menganyam tikar,
Sunyi menyepi desa terpinggir,
Seni anyaman haruslah diajar,
Jangan tinggal sebutan dibibir.

Buluh muda mudah dilentur,
Buat ampaian penyidai jala,
Semangat juang belum luntur,
Seni anyaman jangan dilupa.

evaluasi instrumen  

1. Jelaskan langkah-langkah pengembangan instrumen yang akan digunakan dalam mengevaluasi pembelajaran !
Jawaban :

Langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrument adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh peneliti.
b. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk variabel pada langkah pertama.
c. Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk table spesifikasi yang memuat dimensi, indikator, nomor butir, dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator.
d. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum dari suatu kutub ke kutub yang lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negative ke positif, dari otoriter ke demokratik daro dependen ke independen dan sebagainya.
e. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri dari atas dua kelompok yaitu kelompok butir positi ( Pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif atau mendekat ke kutub positif ) dan kelompok butir negative ( Pernyataan mengenai ciri atau keadaan, persepsi atau sikap negative atau mendekat kekutub negatif).
f. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrument yang harus melalui proses validasi, baik validasi teoritik maupun empirik.
g. Tahap validasi pertama adalah validasi teoritik, yaitu melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa jauh butir-butir instrument yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.
h. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel.
i. Setelah konsep instrument dianggap valid secara teoritik atau secara konseptual, dilakukanlah penggandaan instrument secara terbatas untuk keperluan uji coba.
j. Uji coba instrument dilapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik. Melalui uji coba tersebut, instrument diberikan pada sejumlah responden sebagai sampel uji cob yang mempunyai karakteristik sama atau ekuivalen dengan karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau responden dari sampel uji coba merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris atau validitas kriteria dari instrument yang dikembangkan.
k. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah instrument itu sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria, sedangkan kriteria eksternal adalah instrument atau hasil ukur tertentu di luar instrument yang dijadikan sebagai kriteria.
l. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau tidaknya sebuah butir atau seperangkat instrument. Jika menggunakan kriteria internal, yaitu skor total sebagai kriteria, maka keputusan pengujian adalah menegenai valid atau tidaknya butir instrument dan proses pengujiannya biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat atau dijadikan kriteria, maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid atau tidaknya perangkat instrumen sebagai sutau kesatuan.
m. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir, maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk di uji coba ulang, sedangkan butir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah pernagkat instrument untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan kisi-kisi. Jika secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid atau memenuhi syarat, maka perangkat instrument yang terakhir ini menjadi instrument final yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
n. Selanjutnya dihitung koefisisen reabilitas. Koefisien reabilitas dengan rentangan nilai (0-1)adalah besaran yang menunjukkan kualitas atau konsistensi hasil ukur instrument. Makin tinggi koefisien reabilitas, maka makin tinggi pula kualitas instrument tersebut. Mengenai batas nilai koefisien yang dianggap layak tergantung pada presisi yang dikehendaki oleh suatu penelitian. Untuk itu, dapat merujuk pendapat-pendapat yang sudah ada, karena secara eksak tidak ada table atau distribusi statistik mengenai angka realiabilitas yang dapat dijadikan rujukan.
o. Perakitan butir- butir instrument yang valid untuk dijadikan instrument final.


2. Buatlah contoh instrumen yang akan digunakan untuk kemampuan atau aspek perkembangan siswa kelas I SD !
Jawaban :

Kerjakan Soal-soal berikut dengan tepat !


No. Soal Jawaban
1. Aku adalah sebuah bilangan
Aku lebih dari 5
Tetapi kurang dari 7
Bilangan berapakah aku Jawab :
Aku adalah bilangan……..

2. Aku adalah sebuah bilangan
Aku lebih dari 12
Tetapi kurang dari 14
Bilangan berapakah aku Jawab :
Aku adalah bilangan……..

3. Aku adalah anggota bilangan loncat 4
Yang dimulai dari 1
Aku berada pada urutan ke empat
Bilangan berapakah aku Jawab :
Aku adalah bilangan……..

4. Aku adalah anggota bilangan loncat 2
Yang dimulai dari 6
Aku berada pada urutan ke tiga
Bilangan berapakah aku Jawab :
Aku adalah bilangan……..


Aspek Nilai paraf
 Penalaran
a. Kemampuan menemukan cara penyelesaian soal
b. Ketepatan cara/jawaban

 Komunikasi
a. Kemampuan menuliskan/menyampaikan
b. Ketepatan langkah-langkah pengerjaan
Rata-rata


Keterangan :
A = skor 81-100
B = skor 71-80
C = skor 61-70

3. Buatlah contoh instrumen yang akan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan bercerita siswa kelas IV SD !
Jawaban :


Cerita !

“ KEGEMARANKU “

Kakakku suka sekali berenang. Ia berenang setiap hari Sabtu. Ia selalu mengajariku tetapi aku selalu menolak karena tak bisa berenang. Namun kakak tidak pernah bosan mengajakku.
Suatu hari, kakak mengatakan bahwa ia akan mengajariku berenang jika mau menemaninya. Akhirnya akau mau juga. Kami pergi bersama-sama ke kolam renang. Setelah berganti pakaian renang, aku dan kakak melakukan pemanasan. Lalu kakak mencebur ke kolam. Ia mengulurkan tangannya. Ia memintaku masuk ke kolam, aku takut sekali. Kata kakak, aku pasti bisa!. Kakak janji akan memegangiku. Lalu, aku masuk ke kolam.
Kakak mengajariku berenang sambil memegangku. Ku cipak-cipakkan kakiku kugerakkan tanganku, pelan-pelan kakak melepaskan tangannya. Kata kakakku aku harus tenang. Lam-lam, aku mengambang dan berenang sendiri. Wah, ternyata aku bisa !

Jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan kegemaran !

1. Apa kegemaranmu ?
2. Mengapa kamu suka pada kegemaranmu itu ?
3. Sejak kapan kamu mulai menyukai kegemaranmu ?
4. Bagaimana awalnya kamu menyukai kegemaranmu itu ?
5. Saat kapan saja kamu melakukan kegemaranmu ?
6. Bagaimana rasanya




4. Buatlah contoh instrumen yang akan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan psikomotor siswa kelas IV SD !
Jawaban :

KINERJA MENGAJAR  

KINERJA MENGAJAR

1. Pengajar dan Satuan Pelajaran
1.1 Pengajar (Guru)
Guru (dari bahasa Sansekerta) adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Arti umum dari guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seorang pendidik bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Seorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki kompetensi. kompentensi yang harus dimiliki diantaranya adalah :
a. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini penting sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: 1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, (3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok

1.2 Satuan Pelajaran (RPP)
Satuan pelajaran atau yang lebih dikenal sebagai RPP memiliki landasan yaitu PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20. “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya Tujuan pembelajaran, Materi pembelajaran,metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
RPP itu sendiri adalah perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan.

Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
• Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
• Mendorong partisipasi aktif peserta didik
• Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran
• Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
• Keterkaitan dan keterpaduan
• Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Tujuan Dan Manfaat
• Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indicator
• Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
• Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect

2. Paradigma Dunia Pendidikan
Dalam pemaknaan kata “ paradigma “ mengandung arti model pola, contoh ( tic : skema ), Dengan demikian paradigma merupakan sebuah model/pola yang terskema dari beberapa unsur yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk dijadikan acuan visi hidup baik secara personal maupun kolektif untuk masa depan. Dalam kajian paradigmatik, pendidikan itu secara umum memuat fungsi : mengembangkan kecerdasan jamak ( multiple intelligences) para individu sehingga menjadi pribadi utuh dan tangguh, dalam keadaan dan lingkungan bagaimanapun
Siswa dalam pandangan baru pendidikan adalah subjek semana layak sebagai seorang manusia dengan berbagai macam potensi yang dimiliki. Siswa bukanlah kertas kosong (konsep tabula rasa) yang harus dihitami oleh para gurunya melainkan subjek yang menuntut keterlibatan aktif sehingga potensi-potensi yang dimilikinya bisa dikembangkan. Memahami konsep ini, seorang guru dianjurkan untuk tidak memakai cap-cap negatif terhadap siswanya.
a. Pardigma Baru Pendidikan Nasional dalam UNDANG-UNDANG SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak tahun 1998. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik
b. Paradigma dunia pendidikan di Indonesia
Sebagai seorang pengajar, ia harus mampu bekerja sama terhadap berbagai komponen dalam bidang pendidikan dan juga mengerti tentang landasan-landasan, teori-teori yang menyangkut dengan pendidikan. Sehingga dengan saling bekerja sama, apa yang menjadi cita-cita pendidikan benar-benar bisa diwujudkan. Dalam upaya mengimplementasikan paradigma pendidikan masa depan, peran guru sebagai pilar utama peningkatan mutu pendidikan jelas tidak boleh dipandang sebelah mata. Sudah saatnya guru diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengelola proses pembelajaran secara kreatif dan mencerdaskan, sehingga pembelajaran berlangsung efektif, menarik, dan menyenangkan.
Guru bersama stakeholder pendidikan harus selalu menjadikan sekolah sebagai ’magnet’ yang mampu mengundang daya pikat anak-anak bangsa untuk berinteraksi, berdialog, dan bercurah pikir dalam suasana lingkungan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan cara demikian, tidak akan terjadi proses deschooling society di mana sekolah mulai dijauhi oleh masyarakat akibat ketidakberdayaan pengelola sekolah dalam menciptakan institusi pembelajaran yang ’murah-meriah' di tengah merebaknya gaya hidup hedonistik, konsumtif, materialistik, dan kapitalistik.

3. Paradigma Mengajar
Paradigma mengajar berfokuskan kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral dalam pembelajaran dan sudah merupakan tugas guru untuk mengajar. Oleh karena itu, keberhasilan seorang murid dalam proses pembelajaran adalah bergantung kepada keberhasilan guru dalam mengajar.
Dalam paradigma lama mengajar, pengetahuan guru akan ditransfer ke pembelajar yang pasif. Diperlukan cukup persyaratan untuk guru dalam konteks ini adalah penguasaan lengkap konten. Klasik kelas adalah guru mengajar dan murid mendengarkan. Para siswa yang diam, pasif, dan dalam kompetisi dengan satu sama lain.
Paradigma baru mengajar didasarkan pada teori dan penelitian yang memiliki aplikasi untuk instruksi yang jelas. Dalam paradigma baru mengajar, pengetahuan secara aktif dibangun, menemukan, mengubah, dan diperpanjang oleh para pelajar. Upaya guru bertujuan untuk siswa mengembangkan kompetensi dan bakat; pendidikan adalah transaksi pribadi antara siswa dan antara guru dan siswa saat mereka bekerja bersama. (Johnson, Johnson, & Holubec, 1998). (Johnson, Johnson, & Holubec, 1998).

Perbandingan paradigma lama dan baru mengajar
Faktor Paradigma lama mengajar Paradigma baru pengajaran
Pengetahuan Ditransfer dari sekolah kepada siswa Bersama-sama dibangun oleh siswa dan sekolah
Siswa Pasif Aktif pembina, penemu, transformer dari pengetahuan sendiri
Tujuan Fakultas Mengklasifikasikan dan mengurutkan siswa Siswa mengembangkan kompetensi dan bakat
Hubungan Hubungan impersonal di antara siswa dan antara guru dan siswa Personal transaksi antara siswa dan antara guru dan siswa
Konteks Kompetitif / individualistis Pembelajaran kooperatif dalam dan kerjasama tim di antara sekolah
Asumsi Sebuah ahli dapat mengajar Mengajar adalah kompleks dan memerlukan banyak pelatihan

3.1 Paradigma lama mengajar
• memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa
• pasif mengisi bejana kosong dengan pengetahuan
• mengelompokkan siswa dengan memutuskan siapa yang kelas dan siswa kedalam kategori pemilahan
• menyelenggarakan pendidikan dalam konteks hubungan impersonal di antara siswa dan antara guru dan siswa
• mempertahankan struktur organisasi yang kompetitif
• asumsi bahwa orang dengan keahlian di bidang mereka dapat mengajar tanpa latihan untuk melakukannya

3.2 Paradigma baru pengajaran
• pengetahuan dibangun, menemukan, mengubah, dan diperpanjang oleh mahasiswa
• siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri
• upaya guru bertujuan untuk siswa mengembangkan kompetensi dan bakat
• pendidikan adalah transaksi pribadi antara siswa dan antara guru dan siswa saat mereka bekerja bersama
• semua cara di atas hanya dapat terjadi dalam konteks koperasi
• mengajar diasumsikan aplikasi yang kompleks teori dan penelitian
• yang memerlukan pelatihan guru besar dan terus-menerus penyempurnaan keterampilan dan prosedur (Johnson, Johnson, & Holubec, 1998).


4. Paradigma Pembelajaran
4.1 Pengertian Pembelajaran
Menurut (Winkel, 1991): Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa serta pembelajaran juga sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa,sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya.
Menurut (Gagne, 1977): Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Menurut (Miarso, 1993): Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran: Menurut (Miarso,1993)
1. Merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sadar dan disengaja
2. Suatu pembelajaran yang harus dilakukan untuk membuat siswa belajar
3. Yaitu tujuan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya

4.2 Unsur Paradigma Pembelajaran
Terdapat lima unsur yang terdapat dalam Paradigma pembelajaran, yaitu 1) Prinsip; 2) Sistem; 3) Peran Pengajar; 4) Landasan Teori; 5) Peran Inovasi.
1. Prinsip
Belajar itu haruslah menyenangkan. Karena proses belajar yang menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas. Maka untuk mencapai keberhasilan , faktor motivasi merupakan kunci utama. Seorang guru haruslah mengetahui secara pasti mengapa seorang siswa memiliki berbagai macam motif dalam belajar. Ada empat kategori yang perlu diketahui oleh guru yang baik. Terkait dengan motivasi “mengapa siswa belajar”, yaitu :
- Motivasi intrinstik (siswa belajar karena tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan)
- Motivasi instrumental (siswa belajar karena akan menerima konsekuensi : reward atau punishment)
- Motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan gagasan ingin dihargai) dan
- Motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya )

2. Sistem
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan sistem dan masih banyak lagi. Semua contoh tersebut memiliki batasan sendiri-sendiri yang satu sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan dari segi prosesnya dalam hal ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran. Itulah sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesamaan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan salaing berkesinambungan dan merupakan satu kesatuan. Dalam sistem ini terdapat komponen-komponen yaitu, siswa, guru, tujuan, kurikulum, materi dan teknik pembelajaran.
Seorang guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikain rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
3. Peran Pengajar
Sebagian besar tanggung jawab dalam menerapkan standar penilaian terletak pada tangan guru yang menjadi pelaksana digaris depan. Oleh karena itu, guru perlu memahami dengan baik standar yang ada, memahami pentingnya penilaian yang berkelanjutan, dan perlu mengetahui posisi strategis mereka, sehingga guru mampu meningkatkan praktik penilaian dalam kelas, merencanakan kurikulum, mengembangkan potensi diri siswa, laporan kemajuan dan perkembangan siswa, dan memahami cara pengajaran mereka sendiri.
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu:
- pendidik (nurturer)
merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.

- model
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara.

- pengajar dan pembimbing,
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat.

- pelajar (learner)
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

- komunikator terhadap masyarakat setempat
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

- pekerja administrasi
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik.

- kesetiaan terhadap lembaga
Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

4. Landasan Teori
Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat imperatif; artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk setia melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan yang dianut. Umumnya ada lima landasan pendidikan utama yang menjadi norma dasar pendidikan, yakni:

(A) Landasan Filosofis Pendidikan
Materialisme: mengajarkan bahwa hakikat realitas semesta, termasuk mahluk hidup, manusia, hakikatnya ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi dan terikat oleh hukum alat: sebab akibat yang bersifat obyektif.
Idealisme/Spiritualisme: mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia, subyek manusia sadar atas realitas dirinya dan semesta, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Hakikat diri adalah akal dan budi (ide, spirit).
Realisme: mengajarkan bahwa materialisme dan idealisme tidak sesuai dengan kenyataan, tidak realistis.
(B) Landasan Sosiologis Pendidikan
Sejalan dengan uraian di atas, landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada pola hubungan antara pribadi an antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan dama, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
(C) Landasan Kultural Pendidikan
Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi (Sastrapratedja, 1992:145): kebudayaan terkait dengan ciri manusia sendiri sebagai mahluk yang “belum selesai” dan harus berkembang, maka kebudayaan juga terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan manusia yang asasi.

(D) Landasan Psikologis Pendidikan
Landasan psikologis mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari hukum-hukum dasar perkembangan peserta didik.
(E) Landasan Ilmiah dan Teknologi.
Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan yang hakiki, yaitu:
(1) Ontologis, yakni adanya objek penalaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diamati dan diuji.
(2) Epistomologis, yakni adanya cara untuk menelaah objek tersebut dengan metode ilmiah, dan
(3) Aksiologis, yakni adanya nilai kegunaan bagi kepentingan dan kesejahteraan lahir batin.

5. Inovasi dalam pembelajaran
Inovatif (innovative) yang berarti new ideas or techniques, merupakan kata sifat dari inovasi (innovation) yang berarti pembaharuan, juga berasal dari kata kerja innovate yang berarti make change atau introduce new thing (ideas or techniques) in oerder to make progress. Pembelajaran, merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar,atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran. Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran inovatif tersebut, tampak di dalamnya terkandung makna pembaharuan. Gagasan pembaharuan muncul sebagai akibat seseorang merasakan adanya anomali atau krisis pada paradigma yang dianutnya dalam memecahkan masalah belajar.

CONTOH INOVASI SEDERHANA:

1. Pembuatan yel-yel
2. Pemberian Penghargaan
3. Pemberian sanksi
4. Pokjar (Kelompok Belajar)
5. Perpustakaan Kelas
6. Mading Kelas
7. Setting Kelas
8. Mencatat dengan Peta Pikiran
9. Penggunaan alat peraga
10. Pembelajaran sambil bermain


4.3 Tujuan Pembelajaran
1. Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
2. Agar terjadi belajar pada diri siswa
3. Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisir untuk keperluan belajar

4.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran (menurut Gagne)
1 . Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pembelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. Memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)


5. Paradigma Belajar
5.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

5.2 Paradigma Belajar
Paradigma belajar yang tengah menjadi panutan dewasa ini mulai mengarah ke prinsip bahwa inti dari belajar bermutu itu adalah : mengembangkan multiple intelegences, berimbang, terpadu. Seseorang yang mepunyai kecerdasan tinggi ( IQ) yang tidak menjadikan sebuah jaminan terhadap pembentukan kecerdasan dalam skala sikap dan tingkah laku. Kritik terhadap IQ mulai di lontarkan bahwa IQ hanya berlaku di lingkungan sekolah, dan orang yang ber IQ tinggi belum tentu berhasil dalam kehidupanya.
David Golemen mengatakan keberhasilan seseorang jauh keberhasilanya ditentukan oleh EQ. Keterpaduan antara kecerdasan spritual dan kecerdasan umum dalam multiple intelegence merupakan langkah tinjauan ketergantungan manusia akan adanya Tuhan dimana didalamya terdapat spirit dan kepercayaan bahwa ia diciptakan Mahapencipta dengan batasan –batasan tertentu seperti nasib, perbedaan derajat ilmu dan harta kekayaan oleh karena itu kehidupan trasedental sangat diperlukan didalam menyeimbangkan batas kemampuan manusia.
Paradigma pendidikan saat ini dominan menganggap bahwa belajar itu dilakukan disebuah tempat yang umum disebut sekolah dan pembimbing yang disebut dengan guru. paradigma yang demikian tidaklah salah, namun dengan perkembangan waktu, jaman dan teknologi, kita dapat merubah paradigma belajar tersebut dari bergantung pada tempat menjadi bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Bisa berpindah(mobile) dan tidak tergantung kepada pembimbing/ guru. salah satu teknologi yang dapat dikembangkan sebagai sarana belajar adalah Handphone yang sepertinya sudah mulai lumrah dikalangan siswa, dari semula barang mewah menjadi sebuah kebutuhan. handphone menjadi barang yang merusak manakala digunakan secara tidak baik, namun penulis menganggap kita masih bisa menggunakan hanphone sebagai sarana belajar, dan ternyata teori pembelajaran yang mendukung ide ini adalah mobile learning.
Belajar merupakan tugas bagi soeorang guru, siswa dan setiap orang. Setiap individu harus tetap belajar meskipun ia orang yang paling pintar sekalipun. Proses belajar yang baik mampu menciptakan individu-individu yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik pula. Kemampuan tersebut dihasilkan dari proses pembelajaran yang telah di berikan serta kemampuan yang dimiliki oleh pengajar. Untuk itu, setiap aspek-aspek yang terdapat dalam kinerja mengajar semua saling berhubungan membentuk suatu sistem dan memiliki tujuan.

















DAFTAR PUSTAKA

  1. Johnson, D., Johnson, R.& Holubec, E. (1998). Cooperation in the classroom . Boston: Allyn and Bacon.
  2. Siregar, Eveline; Hartini Nara. 2007. Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
  3. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  • http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/01/peran-pembelajaran-ctl-dalam.html
  • http://gunawananjartasik.blogspot.com/2009/02/paradigma-pendidikan.html
  • http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/pengertian-belajar.html
  • http://riksaonline.co.cc/paradigma-belajar/
  • http://sarkomkar.blogspot.com/2009/12/peranan-penilaian-dalapembelajaran.
  • http://wanipintar.blogspot.com/2009/10/pendekatan-sistem-dalam-desain.htm
  • http://www.diknaspadang.org/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=23&artid=828
  • http://www.intime.uni.edu/coop_learning/ch9/default.html
  • http://www.koranpendidikan.com/artikel/3615/paradigma-dunia-pendidikan-di-indonesia.html
  • http://www.rosyid.info/2009/11/berbagai-peran-guru-dalam-pembelajaran.html

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips